Saturday, April 6, 2013

Pengertian Otot

Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. 

Dengan demikian otot memiliki tiga karakter yaitu: 

1. Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini terjadi jika otot sedang melakukang kegiatan. 
2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula. 
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula. 

Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filamen aktin dan filamen miosin. Filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.

Pembentukan Tulang

Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan dari sel-sel mensenkima. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan terisi osteoblas. Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk sel-sel tulang. 

Sel-sel tulang dibentuk dari arah dalam ke luar atau proses pembentukannya konsentris. Setiap satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang disebut sistem havers. 

Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Kelak, di dalam senyawa protein ini terdapat pula senyawa kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses penulangan disebut ofisikasi. 

Berdasarkan matriksnya, jaringan tulang dibedakan sebagai berikut: 

1. Tulang kompak merupakan tulang dengan matriks yang padat dan rapat, misalnya tulang pipa. 
2. Tulang spons merupakan tulang yang matriksnya berongga, misalnya tulang-tulang pipih dan tulang-tulang pendek. 

Berdasarkan bentuknya terdapat tiga macam bentuk utama tulang yang menyusun rangka tubuh, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Selain itu, ada pula tulang tak berbentuk.

Jenis Neuron

Penggolongan neuron adalah berdasarkan cara neuron memindahkan rangsangan dan posisi yang ditempati neuron. Berdasarkan kedua hal tadi, ada tiga jenis neuron yaitu : neuron aferen, neuron intermedier, dan neuron eferen. 

Neuron aferen menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsangan (reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Badan sel neuron aferen yang bergerombol disebut ganglia. Ganglia berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson neuron aferen membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat. 

2. Neuron intermedier (Interneuron) 
Neuron intermedier membentuk mata rantai dan terdapat di dalam sistem saraf pusat. Neuron ini dirangsang oleh impuls dari neuron sensori atau dari neuron intermedier lain. Neuron intermedier terdapat di hampir diseluruh lintasan koordinasi saraf. Dapat kita bayangkan, betapa banyak neuron intermedier (paling sedikit beberapa milyar) pada sistem saraf pusat. Impuls akan diteruskan/diestafetkan ke neuron motor atau neuron intermedier lain. 

3. Neuron Eferen (Neuron Motor) 
Neuron eferen berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Pada umumnya, neuron eferen menerima impuls dari neuron intermedier. Akan tetapi, ada kalanya impuls ditransmisikan secara langsung dari neuron aferen ke neuron eferen.

Struktur Sel Saraf

Dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuronglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. 

1. Badan sel 
Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit. 

2. Dendrit 
Dendrit merupakan sejumlah serabut sitoplasma. Fungsi dendrit adalah membawa rangsangan menuju ke badan sel. 

3. Akson 
Akson merupakan serabut sitoplasma tunggal. Fungsi akson adalah membawa rangsangan meninggalkan badan sel. 
Akson dari beberapa vertebrata diselubingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann. Akson juga dapat bercabang-cabang di dekat ujungnya (terminal akson). Titik antara terminal akson neuron yang satu dengan yang lainnya disebut sinapsis. Sinapsis berfungsi meneruskan rangsangan ke sel saraf yang lain. Sinapsis atau sambungan ini mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmitter, yang berguna meneruskan rangsangan. 
Pada neuron terdapat selubung lemak, yaitu selubung mielin, yang mengelilingi akson. Selubung mielin terdiri atas membran sel yang meluas dari sel Schwann. Tidak semua akson dilindungi oleh selubung mielin, misalnya pada tempat pertemuan antara satu selubung dari satu sel Schwann dan selubung berikutnya. Daerah tersebut dinamakan nodus ranvier. Nodus ranvier berperan penting pada penyampaian impuls saraf, sehingga impuls saraf melompat dengan cepat ke nodus berikutnya.

Jaringan Saraf

Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai cirri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh. 

Neuron merupakan perantara komunikasi antara otak dan tubuh. Rangsangan akan melewati neuron dari organ yang menerima rangsangan, misalnya sel saraf kulit ke organ efektor seperti otot atau kelenjar. Rangsangan secara spontan dibangkitkan di otak dan disalurkan ke efektor lewat saraf tepi.

Friday, April 5, 2013

Jenis-Jenis Otot

Di dalam tubuh kita ada tiga jenis otot yaitu otot polos/visceral, otot lurik/rangka, dan otot jantung. 

1. Otot Polos terdiri atas sel-sel berbentuk gelondong yang panjangnya antara 30-200 milimikron. Mempunyai satu inti sel dan terletak di bagian tengah. Kontraksinya tidak di bawah pengaruh kesadaran, disebut otot involunter. Selnya disarafi oleh system saraf otonom. 
Aktivitas otot polos tidak menimbulkan kelelahan meskipun dalam jangka waktu lama. Untuk berkontraksi, otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada rongga tubuh seperti saluran pencernaan makanan, kantong kemih, organ reproduksi, pembuluh darah, dan saluran pernapasan 

2. Otot lurik terdiri atas-atas silinder yang sangat panjang dan tidak bercabang. Panjang sel bervariasi antara 3-4 cm. inti sel banyak, dan terletak di bagian tepi sel. Miofibril sejajar dengan serabut ototnya membentuk daerah terang (isotrop) dan gelap (anisotrop) sehingga tampak berupa garis-garis melintang. 
Kontraksi otot lurik di bawah kesadaran sehingga disebut otot volunteer, selnya dipersarati oleh sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat dan kuat serta dapat menimbulkan kelelahan. Otot lurik melekat di bagian rangka 

3. Otot jantung, secara structural otot ini menyerupai otot lurik, perbedaannya terletak pada percabangan dan intinya. Sel-selnya membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium (syncytium). Inti selnya satu atau dua buah dan terletak di bagian pusat. Kontraksinya tidak di bawah pengaruh kesadaran (involunter) dan tidak menimbulkan kelelahan. Sel dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung.

Struktur Otot

Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filament (benang) aktin dan myosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. 

Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot.

Tulang Pipih

Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, di dalamnya terdapat sumsum. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat. Contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak.

Tulang Pipa (Tulang Panjang)

Tulang pipa berbentuk tabung dan pada umumnya berongga. Di ujung tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Contoh tulang pipa adalah tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengumpil. 

Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian tengah disebut diafisis, kedua ujung disebut epifisis, dan antara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis. Pada anak-anak, cakra epifisis berupa kartilago yang mengandung osteoblas, sedangkan pada orang dewasa yang sudah tidak bertambah tinggi lagi, cakra epifisis sudah menulang. Osteoblas menempati rongga yang disebut rongga sumsum tulang. Di dalam tulang pipa terdapat osteoklas yang berfungsi untuk merombak tulang.

Fungsi Tulang

Tulang-tulang pada manusia selain menyusun rangka, juga mempunyai fungsi lain. Fungsi tulang antara lain sebagai berikut: 

a. Member bentuk tubuh 
b. Melindungi alat tubuh yang vital 
c. Menahan dan menegakkan tubuh 
d. Tempat perlekatan otot 
e. Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfor 
f. Tempat pembentukan sel darah 
g. Tempat menyimpan energi, yaitu berupa lemak yang ada di sumsum tulang belakang.

Jenis-jenis Tulang

Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, tulang dibedakan menjadi dua macam yaitu; tulang rawan (kartilago) dan tulang (osteon). 

a. Tulang Rawan (Kartilago) Tulang rawan bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel-sel rawan yang dapat menghasilkan matriks berupa jondrin. Pada anak-anak jaringan tulang rawan banyak mengandung sel-sel, sedangkan pada orang dewasa jaringan tulang rawan banyak mengandung matriks. Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya cuping hidung, cuping telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antarruas tulang belakang, dan pada cakra epifisis. Tulang rawan ada tiga tipe yaitu hialin, elastik, dan serat. 

Tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan (perikondrium) yang mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan (kondroblas). 

b. Tulang (Osteon) Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut: 
1. Osteoprogenator merupakan sel khusus, yaitu derivat mesenkima yang memiliki potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas. Osteoprogenator terdapat di bagian luar membran (periosteum). 
2. Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit. 
3. Osteosit merupakan sel-sel tulang dewasa. 
4. Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat di sekitar permukaan tulang. Fungsi osteoklas untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan tulang.

Thursday, April 4, 2013

Sistem Kekebalan Tubuh

Apabila protein asing yang tidak dikenal masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan berusaha mengeluarkan atau melawannya. Protein asing itu disebut antigen, yaitu penyebab timbulnya zat penolak yang disebut antibodi (zat anti). 

Setiap antibodi dibentuk khusus untuk menghadapi protein asing yang umumnya berbentuk kuman-kuman penyakit. Antibod yang dapat mengumpulkan antigen disebut presipitin; antibodi yang dapat menguraikan atigen disebut lisin; dan antibodi yang dapat menawarkan racun disebut antitoksin. Orang yang tidak memiliki sistem kekebalan, sepanjang hidupnya harus diisolasi untuk menghindari infeksi. 

Keadaan sistem pertahanan tubuh yang sangat peka terhadap antigen lingkungan tertentu disebut alergi. Reaksi alergi dapat disebabkan antara lain oleh bulu binatang, serbuk sari, atau debu. Antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi adalah dari kelas IgE (Imunoglobulin E). jika zat penyebab alergi masuk ke dalam tubuh, maka IgE akan merangsang makrofag untuk melepaskan histamine dan penyebab peradangan lain. 

Pada tahun 1981, para ahli kesehatan di AS menemukan penyakit kerusakan sistem kekebalan atau AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome). Kemudian pada tahun 1983, ahli virus di AS dan Perancis berhasil mengidentifikasikan penyebab penyakit AIDS. Virus ini disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus HIV ini menginfeksi sel T limfosit, padahal sel T limfosit inilah yang menghasilkan sistem kekebalan tubuh. Sel T limfosit yang terinfeksi dapat membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama atau dapat juga virus HIV mengeram selama bertahun-tahun sebagai provirus yang berbaur dalam genom sel yang diinfeksi. Provirus ini selalu menyerang sistem kekebalan. Biasanya, penderita AIDS akan segera mati jika terjadi bermacam-macam infeksi dalam tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem kekebalan. 

Kekebalan yang didapat setelah seseorang mengalami sakit disebut kekebalan aktif yang alami. Kekebalan aktif dapat juga terbentuk secara buatan, yaitu dengan vaksinasi. Vaksin dapat berisi racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau mikroorganisme mati. 

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu ke individu lainnya. Hal ini dapat terjadi secara alami pada bayi dalam kandungan. Antibodi wanita hamil akan masuk ke tubuh bayi lewat plasenta. Antibodi-antibodi tertentu juga dapat masuk ke tubuh bayi lewat air susu ibu pertama (kolostrum) yang diminumkan kepada bayi. Kekebalan pasif juga dapat terjadi secara buatan dengan menyuntikkan antibodi dari manusia atau hewan yang telah kebal terhadap suatu penyakit, misalnya rabies.

Kelainan Sistem Peredaran Darah

Kelainan sistem peredaran darah ini dapat terjadi karena pewarisan (keturunan), rusaknya peralatan akibat kecelakaan maupun akibat dari makanan yang dikonsumsi banyak mengandung bahan-bahan lemak dan zat kapur. Zat tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah tersumbat atau elastisitas otot jantung berkurang untuk memompa darah. 

Kelainan sistem peredaran darah antara lain adalah sebagai berikut: 

- Anemia (kurang darah) dikarenakan kurangnya kadar Hb dalam darah atau kurangnya jumlah eritrosit dalam darah. 
- Varises, yaitu pelebaran pembuluh darah di betis. 
- Hemeroid (ambeien), pelebaran pembuluh darah di sekitar dubur (anus) 
- Arteriosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh nadi karena timbunan/endapan kapur. 
- Artherosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak. 
- Embolus, tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak. 
- Trombus, tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak. 
- Hemofili, kelainan darah sukar membeku karena factor hereditasmenurun. 
- Leukemia (kanker darah), bertambahnya jumlah leukosit secara tak terkendali. 
- Penyakit kuning pada bayi (erythroblastosis faetalis), rusaknya eritrosit bayi janin akibat aglutinasi dari antibodi ibu, bila ibu bergolongan darah Rh- dan embrio Rh+, terjadi pada kandungan kedua, kandungan pertama embrio Rh+. 
- Thalasemia merupakan anemia akibat rusaknya gen membentuk Hemoglobin yang bersifat menurun.

Sistem Peredaran Darah Pada Burung

Peredaran darah pada burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. 

Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua bilik yang dindingnya lebih tebal. 

Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonym yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang member darah ke bagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju ke kanan (arkus aortikus yang menuju ke kiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok ke arah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan. 

Pembuluh balik (vena) dibedakan atas: 

1. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung. 
2. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung. 
3. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.

Sistem Peredaran Darah Pada Reptilia

Sistem peredaran darah pada reptilia lebih maju bila dibandingkan dengan sistem peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah yang beroksigen dan tidak beroksigen dalam jantung. Jantung reptilia terletak di rongga dada di bagian depan ventral. Jantung terdiri dari: sinus venosus kecil, serambi kiri dan serambi kanan, serta bilik kiri dan bilik kanan. 

Pada umumnya, di antara dua bilik terdapat sekat (septum) yang tidak sempurna, kecuali pada buaya. Pada buaya, sekat tersebut hampir sempurna dan terdapat foramen panizzae, yaitu lubang yang terdapat pada tempat pertemuan arteri sistemik kanan dan kiri. Arteri sistemik merupakan arteri yang berasal dari jantung menuju ke aorta. 

Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus, menuju ke serambi kanan kemudian ke bilik kanan. Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria pulmonalis, masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah dipompa keluar melalui sepasang arkus aortikus. Dua arkus aortikus ini lalu menghubungkan diri menjadi satu membentuk aorta dorsalis yang mensuplai darah ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak belakang. 

Dari seluruh jaringan tubuh, darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus venosus dan kembali ke jantung.

Sistem Peredaran Darah Pada Katak

Sistem peredaran darah katak terdiri atas: jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa. 

Darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel-sel darah (korpuskula), yakni sel-sel darah merah, sel darah putih, dan keeping sel darah. 

Jantung katak terdiri dari: 

1. Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya di sebelah posterior. 
2. Dua buah serambi, yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister) 
3. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak di sebelah dorsal dari jantung 
4. Trunkus arterious berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik. 

Untuk mencegah berbaliknya aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup (valve), sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus arteriosus terdapat katup spiralis. 

Darah yang mengandung CO2 dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. Pada saat itu, darah yang mengandung O2 yang berasal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2. 

Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) di seluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung. Sementara itu, darah yang miskin O2 dipompa keluar melewati arteri konus tubular. 

Pada katak dikenal adanya sistem porta, yaitu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena) saja. Vena mengumpulkan darah dari pembuluh kapiler di suatu sistem porta yang terbagi menjadi anyaman-anyaman di dalam alat tubuh yang lain sebelum kembali ke jantung. Barulah kemudian masuk ke dalam vena yang menuju jantung. Sistem porta yang penting adalah sistem porta hepatika pada hati dan sistem porta renalis pada ginjal.

Sitem Peredaran Darah Pada Ikan

Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari: jantung beruang dua, yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan sebuah serambi (atrium). Jantung terletak di bawah faring di dalam rongga perikardium, yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak di anterior (muka). Selain itu, terdapat organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. 

Darah ikan tampak pucat dan relatif sedikit bila disbanding dengan vertebrata darat. Plasma darah mengandung sel darah merah yang berinti dan sel darah putih. 

Lien (limpa) sebagai bagian dari sistem peredaran terdapat di dekat lambung dan dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh limpa. 

Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen brakialis, oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri aferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh, darah mengikat CO2. Dengan adanya sistem vena, darah dikembalikan dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Vena yang penting misalnya vena cardinalis anterior dan vena cardinalis posterior (membawa darah dari kepala dan badan), vena porta hepatika (membawa darah dari tubuh melewati hati), vena porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal). Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung.

Sistem Peredaran Darah Pada Vertebrata

Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam, yaitu sistem peredaran darah pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah. 

Sistem peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. Pada invertebrata tidak dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran. 

Sistem peredaran darah vertebrata terdiri dari jantung, arteri, vena, kaliper, dan darah. Jantung adalah pusat peredaran. Jantung yang terusun oleh otot yang kuat memiliki kontraksi yang ritmik (teratur); biasa kita sebut dengan denyut jantung. Dengan kekuatan kontraksinya, jantung mampu mendorong darah meninggalkan jantung. 

Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi). Selanjutnya, arteri bercabang-cabang diseluruh jaringan tubuh menjadi arteri yang halus dan disebut kapiler. Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali ke jantung. 

Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya, eritrosit vertebrata berbentuk oval dan berinti. Akan tetapi, eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkaf fan tidak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus. Selain itu, terdapat juga keeping-keping darah (trombosit). 

Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikat O2 pada sistem pernapasan. Plasma darah berfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolism, hasil proses sekresi, dan beberapa gas. 

Pada hewan vertebrata, vena yang membawa darah meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke susunan kapiler yang lain. Bila kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati (hepar) maka vena ini disebut vena porta hepatika. Pada umumnya vertebrata tingkat rendah memiliki vena portal renalis (ginjal). 

Sistem peredaran getah bening (sistem limfatik) berperan dalam pertahanan tubuh dan pengembalian plasma dari jaringan-jaringan.

Sitem Peredaran Darah Tertutup

Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah. Pada peredaran darah tertutup, darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung melewati vena. 

Untuk membahas peredaran darah tertutup, dapat diambil contoh annelida dan vertebrata. Anelida dan vertebrata telah memiliki perkembangan yang lebih maju dibandingkan dengan hewan-hewan lain. Demikian pula dengan sistem peredaran darahnya, yakni telah adanya sistem peredaran darah tertutup. 

Agar lebih jelas, dalam pembahasan sistem peredaran darah pada Annelida, kita ambil contoh cacing tanah (Lumbircus terrestis). Pada cacing tanah, sistem peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat peredaran. 

Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah. Darah cacing tanah berwarna merah disebabkan oleh adanya hemoglobin yang larut dalam plasma darah. 

Jantung dan saluran darahnya memiliki katup sehingga darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran darah disebabkan oleh kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran darah ventral kemudian ke seluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di jaringan-jaringan tubuh. Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke jantung.

Sistem Peredaran Darah Terbuka

Peredaran darah terbuka adalah peredaran atau distribusi darah ke seluruh tubuh (jaringan) yang tidak selalu melewati pembuluh darah. Kadang darah secara langsung menuju jaringan tubuh tanpa melalui pembuluh. Dalam sistem peredaran darah terbuka tidak dapat dibedakan antara darah dan cairan intersisial (cairan yang mengisi ruang antarsel) karena tercampur. Hal ini merupakan karakteristik dari hewan Arthropoda, misalnya daphnia dan belalang. 

Pada daphnia dan crustacea, plasma darah umumnya tak berwarna dan mengandung sel ameboid dengan sel darah (korpuskula) yang bebas dalam plasma. Di dalam plasma darah terlarut suatu pigmen yang disebut hemosianin (pigmen respirasi) yang berguna untuk mengedarkan oksigen ke jaringan-jaringan. 

Sistem peredaran darah terbuka terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran darah, sejumlah rongga yang disebut sinus, dan beberapa arteri. Jantung berbentuk sadel atau tabung terbungkus oleh membran (perikardium). Jantung terletak dibagian tengah belakang dada dengan dinding otot yang tebal. Saluran arteri yang berasal dari jantung memiliki katup-katup (valvula) untuk mencegah darah masuk kembali ke jantung. 

Arteri-arteri tersebut adalah sebagai berikut : 

1. Arteri optalmik (mata); terletak di median dorsal di atas lambung dan keluar menuju bagian muka (kembali ke bawah bercabang-cabang menjadi dua). 
2. Dua arteri antena; terletak bersebelahan dengan arteri optalmik menuju ke bagian muka, kemudian bercabang-cabang ke bawah. Arteri ini memberi darah ke daerah lambung, antena alat ekskresi, otot, dan jaringan kepala lainnya. 
3. Dua saluran arteri hati; meninggalkan jantung menuju kelenjar pencernaan dan berada di bawah arteri antena. 
4. Saluran arteri dorso abdominalis; menuju posterior dan berfungsi member darah ke dorsal dan berfungsi memberi darah ke dorsal ataupun abdomen. 

Darah berasal dari arteri masuk ke rongga jantung yang disebut sinus. Dari sinus, darah masuk ke jantung melalui tiga katup (ostium) dan dipompa dengan kontraksi otot sampai di kapiler seluruh tubuh.

Wednesday, April 3, 2013

Pengertian Antropogami

Antropogami adalah penyerbukan yang sengaja dilakukan oleh manusia, misalnya penyerbukan pada bunga tumbuhan vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan dengan perantara manusia biasanya dilakukan karena bunga tersebut tidak dapat menyerbuk sendiri atau karena manusia ingin melakukan persilangan bantuan untuk mencari varietas-varietas baru.

Pengertian Malakogami

Malakogami adalah penyerbukan yang terjadi dengan bantuan siput. Malakogami terjadi pada tumbuhan yang sering dikunjungi siput.

Pengertian Kiropterogami

Kiropterogami adalah penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Bunga yang dipolinasi oleh kelelawar biasanya mekar di waktu malam hari, berukuran besar, berwarna cerah, dan letaknya tidak tersembunyi.

Pengertian Ornitogami

Ornitogami adalah penyerbukan dengan bantuan burung. Bunga yang dipolinasi oleh burung biasanya mengandung madu dan air, serta berwarna merah atau mengandung unsur warna merah karena burung peka terhadap warna ini. Selain itu, bentuk bunga yang dipolinasi burung biasanya khusus. Contohnya, bunga yang diserbuki oleh burung kolibri memiliki tabung nectar yang panjang dan sempit. Burung kolibri menjilat madu dengan lidahnya yang tipis dan panjang.

Pengertian Entomogami

Entomogami adalah penyerbukan dengan perantara serangga. Entomogami biasanya terjadi pada tumbuhan yang menghasilkan madu dan serbuk sari. Contoh hewannya antara lain kupu-kupu, lalat, kumbang, dan lebah. 

Saat mengisap madu, tubuh serangga tertempel serbuk sari, dan bila serangga beralih ke bunga lain atau menyentuh kepala putik bunga yang sama maka serbuk sari akan tertinggal di kepala putik tersebut sehingga terjadilah penyerbukan. 

Ciri-ciri bunga yang diserbuki serangga: 

-Mahkota dan benang sari berwana cerah 
-Memiliki kelenjar madu 
-Anthera (kepala sari) bersatu dibagian dasar atai belakangnya 
-Serbuk sari hanya sedikit, besar seperti tepung, berat, lengket dan kadang-kadang permukaannya berukir 
-Putik lengket dan kecil 
-Struktur bunga termodifikasi untuk tempat mendarat dan makan bagi serangga 
-Bunga berbau harum

Pengertian Zoidiogami

Zoidiogami adalah penyerbukan atau sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan perantara hewan yang biasanya dilakukan oleh serangga, burung, kelelawar, dan siput. Hewan-hewan yang berperan dalam penyerbukan Zidiogami disebut pollinator.

Pengertian Hidrogami

Hidrogami adalah sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan air. Misalnya pada tumbuhan Hydrilla, eceng gondok, dan teratai.

Pengertian Anemogami

Anemogami adalah sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan angin. Cirri-ciri bunga yang penyerbukannya secara anemogami adalah: 

-Bunga tidak berwarna cerah 
-Bunga tidak berbau 
-Tidak memiliki kelenjar madu 
-Benang sari bertangkai panjang dan berjumbai di luar bunga 
-Putik melekat di tengah 
-Serbuk sari sangat banyak, kecil seperti bubuk, kering, ringan, dan permukaannya halus
-Struktur bunga sederhana 
-Putik berbentuk spiral atau pensil sehingga membentuk permukaan yang lebih besar untuk memudahkan menangkap serbuk sari.

Tuesday, April 2, 2013

Pengertian Depresan

Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan system saraf sehingga meurunkan aktivitas pemakainya. Depresan, pada umumnya membuat susunan sistem saraf pusat menjadi pasif. Sebagai obat, zat tersebut bekerja mempengaruhi aktivitas otak dan sistem saraf pusat. Obat ini terkenal dengan sebutan obat penenang atau obat tidur. Secara medis depresan berguna untuk membantu mengurangi rasa cemas dan gelisah, meredakan ketegangan jiwa, pengobatan darah tinggi dan epilepsy. Pemakainya menjadi lambat dan kadang-kadang membuatnya tertidur. 

Ada 5 kategori utama depresan, yaitu sebagai berikut : 

1.Etanol (etil alcohol) 
2.barbiturat; mencakup obat-obatan flu seperti seconal, membutal, dan amytal. 
3.Obat penenang; yang paling banyak dipakai adalah diazepam (valium) 
4.Opiat; mencakup opium, morfin, kodein, dan metadon. 
5.Anastetik; mencakup kloroform, eter, dan sejumlah hidrokarbon lain yang mudah menguap dan biasa digunakan sebagai pelarut, misalnya benzene, toluene, dan karbon tetraklorida.

Monday, April 1, 2013

Pengertian Halusinogen

Dalam dosis sedang, halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan dan pendengaran subjek dan juga peningkatan respon emosional. Dengan dosis yang lebih tinggi, dapat terjadi halusinasi yang sebenarnya, yakni si subjek “melihat” atau “mendengar” benda-benda yang tidak ada sama sekali atau melihat benda-benda tampak seperti bergerak hidup. 

Halusinogen meliputi LSD, STP (mirip amfetamin), DMT, mesakolin (dari pohon kaktus peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan PCP (fenseklidin) suatu obat bius hewan. Halusinogen biasanya ditelan, tetapi dapat juga disuntikkan. Efek dari penyalahgunaan halusinogen adalah sebagai berikut : 

-Adanya perasaan yang melayang 
-Hilangnya perhatian kepada lingkungan sekitarnya 
-berat badan tidak terasa.

Pengertian Stimulan

Stimulan bersifat menstimulasi system saraf simpatetik melalui pusat di hipotalamus sehingga meningkatkan kerja (kegiatan), misalnya meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, pengecilan pupil dan peningkatan gula darah. Jadi, stimulasi memberikan rangsangan pemakainya untuk menggunakan tenaganya lebih cepat, oleh karenanya stimulan ini disebut juga “pil penggiat”. 

Stimulan dapat berupa kafein, nikotin, phenmetrazin, methyl phenidat, atau amfetamin (deksedrin, metil amfetamin, para atlit olahraga dapat meningkatkan penampilannya, misalnya berlari dengan kecepatan yang luar biasa. Amfetamin juga mempengaruhi fungsi organ-organ lainnya yang berhubungan dengan hipotalamus, seperti halnya bertambahnya rasa haus dan berkurangnya rasa lapar dan kantuk. Dalam dunia pengobatan, Amphetamin dipergunakan untuk menghilangkan rasa lelah, menghilangkan depresi, memelihara kestabilan darah selama pembedahan dan mencegah rasa syok karena pembedahan.

Sistem Ekskresi Pada Cacing Pipih

Sistem ekskresi pada cacing pipih dan cacing pita dilakukan dengan solenosit yang disebut juga dengan protonefridium atau sel api. Disebut sel api karena gerakannya seperti nyala api. Sel api menyerap sisa metabolism dari sel-sel di sekitarnya, lalu mengalirkan silia ke duktus ekskretorius.

Sistem Ekskresi Pada Coelenterata dan Porifera

Sistem ekskresi pada coelenterate dan porifera berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis lalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.

Sistem Ekskresi Pada Protozoa

Sistem ekskresi pada protozoa, pengeluaran sisa-sisa metabolism dilakukan melalui membran sel secara difusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut (vakuola kontraktif) yang bekerja secara periodik serta berperan mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolism ikut dikeluarkan.

Sunday, March 31, 2013

Sistem Ekskresi Pada Katak


sistem ekskresi pada katak
Katak menggunakan ginjal opistonefros sebagai alat ekskresinya. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu, sedangkan katak betina tidak. Ginjal katak dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria. 

Saat mengalami metamorphosis, katak mengubah ekskresi ammonia menjadi urea. Hal ini terjadi saat larva berubah menjadi berudu dan hewan darat dewasa.

Sistem Ekskresi Pada Reptil

Alat ekskresi pada reptil berupa sepasang ginjal metanefros. Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi utama saat stadium embrio menghilang. 

Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria (kandung kemih). Bentuk ureter menyempit di bagian posterior, ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Vesika urinaria bermuara langsung ke kloaka. 

sistem ekskresi pada reptil
Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka, dan berfungsi pula sebagai organ respirasi. Pada kura-kura betina, alat respirasi tersebut juga berperan membasahi tanah yang dipersiapkan untuk pembuatan sarang sehingga menjadikan tanah lebih lunak dan mudah digali. 

Hasil ekskresi reptil adalah asam urat. Bila dibandingkan amfibi, reptil hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah, karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh reptil berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal. 

Pada beberapa anggota reptilia, misalnya buaya, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan ammonia. Kura-kura air juga mengekskresikan asam urat dan ammonia. Khusus pada kura-kura laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga sering terlihat kura-kura seperti mengeluarkan air mata. 

Beberapa anggota reptilia, misalnya ular, crocodilian, dan alligator tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.

Sistem Ekskresi Pada Burung

Alat ekskresi pada burung berupa sepasang ginjal metanefros. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak mempunyai vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak daripada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini membentuk tabung henle kecil. 

alat ekskresi pada burung
Air dalam tubuh disimpan melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai Kristal putih yang bercampur feses. 

Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan makan ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat neres luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh.

Pengertian Konveksi Panas

Proses konveksi membawa panas melalui cairan dan gas. Bayangkan kita memanaskan ketel yang berisi air di atas kompor. Sumber panas menghangatkan air di dasar ketel melaui proses konduksi. Ketika air kian panas, air memuai dan massa jenisnya berkurang. Ini menyebabkan air bergerak ke atas dan digantikan oleh air yang lebih dingin dan rapat. Kemudian air yang dingin tadi menjadi hangat dan kerapatannya berkurang. Demikianlah seterusnya proses konveksi berlangsung.

Pengertian Konduksi Panas

Konduksi membawa panas melewati suatu objek hingga suhunya merata. Contohnya, celupkan sendok logam ke dalam minuman panas, maka gagangnya akan mulai menghangat. Cairan yang bersuhu tinggi memanaskan bagian batang sendok yang terendam di dalam minuman. Ini akan meningkatkan energi kinektik atom-atomnya sehingga bergetar dengan gaya yang besar. Panas merambat naik melaui batang sendok menuju gangangnya, akibat atom-atom yang bergetar kian keras membentur atom-atom di dekatnya dan menyebabkan atom-atom tersebut juga bergetar dengan keras.